Menapaki Bumi Menggapai Langit " Akhir Perjalanan Mahasiswa"
Lelah yang berujung, mencapai finish jua.
Jejak kehidupan mulai membekas dan memudar. Sedikit demi sedikit mimpi,
harapan, cita dan hasrat menggebu untuk menjadi manusia seutuhnya mulai
menemukan jalan yang tepat. Perjuangan yang membekas di dada, mengharumkan
almamater dengan menjadi seorang Sarjana. Terbayar sudah untuk kami mahasiswa
tingkat akhir. Namun kebanggaan itu masih tetap hitam putih. Semangat untuk
memulai perjalanan baru tampak pudar termakan zaman. Karena kehidupan lebih
luas dari hanya sekedar menjadi mahasiswa yang menikmati kelas dan organisasi,
dari hanya sekedar canda tawa bersama kawan dan penggila film juga shooping.
Semuanya menjadi buram, kehidupan yang baru masih tertutup kabut yang
mengharuskan kaki memilih jalan kembali. Masih banyak pilihan yang akan
ditentukan, karena jika salah memilih jalan kehidupan, maka mimpi, harapan,
cita yang dulu menggebu akan hilang dan tak berarti.
Kita sudah mulai
masuk dalam zona yang berbeda. Langit masih tetap tinggi dan ketinggian itu tak
terhingga. Sedangkan kaki masih menapaki bumi, hanya beberapa meter pun kita
masih tak kuasa untuk berjalan. Di antara langit dan bumi bukan berarti tak ada
tiang yang menopang. Tiang yang kokoh itu terbentang, hanya saja terkadang
manusia tak mampu melihat penopang yang sesungguhnya. Menapaki jalan kehidupan
untuk mencapai langit tak perlu sebuah teori, atau hitungan matematis agar kita
sampai di atasnya. Pembelajaran sebagai manusia berilmu yang di dapatkan dari
perguruan tinggi tentu menjadi pondasi yang utama. Namun lagi-lagi manusia yang
melihat hanya dapat mendeskripsikan pembejalaran yang tersurat saja. Padahal
teori sesungguhnya yang diberikan oleh mereka-mereka yang lebih dulu mencapai
gelarnya hanya diungapkan secara tersirat.
Kunci menapaki
jalan kehidupan adalah pembentukan karakter dan pribadi yang sudah kita
dapatkan sejak menjadi mahasiswa. Tanpa kita sadari bahwa selama 4 tahun, kita
tidak dijejali dengan teori dan penelitian ilmiah, tapi dengan pembentukan pola
pikir dan pribadi kita untuk menjadi manusia di masa setelah ini. Itulah yang
akan membuat kita melihat tiang menuju langit, langit dengan sejuta mimpi dan
cita. Mencapai langit dengan pribadi yang tanggung dan berkarakter. Membentuk
perasaan yang berada pada kebenaran bukan terbawa pikiran yang mengandalkan ego
untuk melangit. Untuk kita yang sudah mencantumkan gelar dengan bangganya,
semoga kita mampu menjadi manusia yang berilmu dan berkepribadian baik agar
jalan kehidupan yang kita pilih berada dalam kebenaran.
Me, Mom, Father, my bro and sist ^_^