Journey Of Love
“Suci ?” ucapan lirih
itu keluar dari bibir Gilang yang sejak tadi membeku menahan rasa sedih yang
tak mampu ia katakan.
“ Aku tahu apa yang
ingin kamu bicarakan Gilang. Tapi aku tak ingin mendengarnya.” bisikan kalbu
dalam hati Suci, sambil menahan luka yang tak ingin ia perlihatkan padanya
tentang hubungan mereka.
Inilah malam penentuan
saat Gilang akan memutuskan hubungan mereka. Rintik air mata mengalir dalam
wajah tak berdosa itu hanya karena sebuah perbedaan antara si kaya dan si
miskin. Dalam rasa dukanya itu, tanpa sengaja tangan Suci teriris pisau yang
dari tadi ia gunakan untuk memotong sayuran. Dengan seketika Gilang mencari
kotak obat yang berada di dapur itu lalu mengobati luka Suci.Mereka tak mampu
untuk saling pandang, hanya deraian air mata yang mampu mereka ucapkan.Air mata
itu bagaikan luka goresan pisau di tangan Suci, walau pun tanpa sengaja namun
sakitnya tidak tertahan.Begitu pun cinta mereka yang dipertemukan tanpa sengaja
namun harus terpisahkan dalam jalan yang berbeda padahal mereka hanya dua anak
muda yang ingin merasakan indahnya cinta.Dalam kesedihannya itu, tiba-tiba
Gilang memeluk Suci begitu erat.
“ CUT..!! Sungguh luar
biasa.Feelnya itu benar-benar terasa. Kayaknya film kita bakalan laku nih. Oke
sekarang kita istirahat full, soalnya besok kita akan bekerja ekstra!” Kata Ka
Agus berteriak puas yang merupakan sutradara dari film pendek Journey Of Love ini.
Semua pemain dan kru
film bergegas untuk beristirahat.Mereka lebih memilih untuk menikmati malam
dengan melihat pemandangan di sekita Lembang.Sudah dua hari mereka menghabiskan
waktu di Villa ini untuk menyelesaikan film keduanya setelah film Remaja Sabun
laku dipasaran.Dan film yang kedua ini mengambil setting di sekitar Bandung.
Setelah selesai
membereskan property, Nayla pergi keluar Villa untuk menikmati malam yang melelahkan
ini.Terlihat wajah yang lelah dan letih, garis hitam di bawah matanya pun tak
kunjung hilang karena selama dua hari ini ia tak bisa tidur nyenyak, maklum
sebagai kru film yang baru masuk ia harus menunjukan kerja yang baik.
Langit gelap itu telah
dikelilingi gemerlapnya bintang.Semilir angin merayap dalam setiap langkah Nayla,
badannya gemetar dan sudah mulai mendingin.Ia mengencangkan jaketnya agar
badannya tidak membeku. Ia berdiri di ujung batas bukit itu lalu melihat
sekelilingnya yang dipenuhi cahaya lampu indah yang terlihat di seluruh kota
Bandung. Tak lama ia regangkan kedua tangannya seperti akan terbang lalu ia
arahkan tatapannya melihat langit gelap itu, ia tersenyum kecil melihat
cantiknya hamparan langit yang gelap dengan taburan bintang yang indah. Setelah
itu ia menutup matanya dan terlihat tetesan air mata jatuh dalam mata yang
tertutup itu. Nayla terdiam cukup lama dalam kesedihanya, ia teringat akan
kejadian saat membuat film tadi. Bukan cerita filmnya yang mengharukan, tapi ia
tak kuasa saat melihat seorang laki-laki pemeran Gilang memegang tangan seorang
perempuan pemeran Suci dan melihat mereka berpelukan. Memang entah sejak kapan
Nayla menaruh hati pada laki-laki pemeran Gilang itu yaitu Bayu, mungkin saat
pertama kali ia masuk Komunitas Teater ini sekitar dua minggu yang lalu.
“ Nayla?” Ucap Daffa
melihat tingkah Nayla yang aneh.
Nayla membuka matanya dan melihat ke arah Daffa
dengan senyum malu.
“ kamu sedang apa?”
“ aku sedang menikmati
malam.”
Akhirnya mereka
menikmati malam itu berdua sambil duduk di atas rumput dan bernostalgia tentang
awal pertemuan mereka.Daffa merupakan teman seperjuangan Nayla saat mereka
masuk ke Teater ini dan terus bersama-sama sampai saat ini. Terlihat senyum
simpul di bibir mungil Nayla, begitupun Daffa, ia merasa nyaman jika selalu
bersama Nayla.
“ Kalian sedang apa
disini?” kata Bayu yang tiba-tiba datang dengan nada marah.
“ Kami….”
“ Sudah lebih baik
kalian tidur!ini udah malam, gak baik angin malam buat anak kecil kayak
kalian!”Lanjut Bayu memotong pembicaraan Daffa.
“ Iya ka..” balas
Daffa.
Nayla pergi begitu saja
tanpa sepatah katapun.Ia pergi dengan wajah yang kesal dan tak ingin menatap
Bayu sedikitpun, ia marah dengan ucapan Bayu yang menganggap ia anak kecil.
“ Sebel deh!Siapa juga
yang anak kecil!Emang sih aku baru masuk beberapa minggu di sini, tapi bukan
berarti aku masih kecil!Ih dasar dia itu sombong, gak punya hati, kenapa juga
aku bisa suka sama dia? dia jahat, gak berprikemanusiaan, bla…bla..bla…” Nayla
terus saja bergumam sampai ia tertidur.
Cahaya
mentari mulai menembus tiap celah-celah kamar Nayla.Ia terbangun lalu pergi
kedapur untuk mengambil minum. Nyanyian burung terdengar bising di telinganya,
bukan kicauan merdu yang ia dengar malahan seperti kerikil-kerikil batu yang berjatuhan
di kepalanya. Saat ia berbalik untuk pergi ke kamar, ia dikagetkan dengan
kehadiran Bayu tepat di depannya. Tapi ia tak menghiraukannya, ia lalu berjalan
kesebelah kanan namun Bayu mencegahnya. Dengan sabar ia berjalan ke sebelah
kiri dan Bayu pun mencegahnya lagi. Ia pun berjalan lagi ke sebelah kanan dan
lagi-lagi Bayu mencegahnya. Nayla mulai menunjukan wajah yang kesal, namun
tiba-tiba Bayu malah memperlihatkan senyum yang manis. Nayla kaget, ia tak
melihat wajah kesal Bayu yang semalam, yang ia lihat senyum simpul di bibirnya
itu dan meluluhkan kekesalannyadan ia pun membalas senyuman Bayu dengan wajah
malu. Bayu pun mempersilahkan Nayla untuk berjalan.
Dengan baju olahraga
yang ia kenakan, Nayla berlari sendiri mengelilingi daerah Lembang. Hembusan
angin pagi itu memberikan semangat kedalam aliran darah Nayla, kini tubuh yang
lelah itu pergi seiring hembusan angin membawa jiwa yang rapuh dan mengantarkan
hati yang penuh keindahan.Ia berlari dengan membawa senyuman Bayu yang tadi ia
lihat. Kini ia terlepas dari belenggu kegundahannya dan menemukan cintanya
kembali. Setelah langkah kaki itu lelah untuk berlari, Nayla berhenti sejenak
sambil menikmati pagi yang indah itu.
“ Nayla?”
Suara itu sudah tidak asing lagi di telinga Nayla.Ia
melihat laki-laki itu berdiri dibalakangnya. Dan kali ini ia pun tersenyum.
“ Kamu lari pagi juga?”
kata Bayu.
“ Iya ka..”
“ Ya udah kita
sama-sama aja yuk?”
Terlihat wajah Nayla
yang berbinar-binar, Baru kali ini Bayu berbicara lembut padanya dan mengajaknya
pergi. Memang semenjak masuk Teater ini, hanya Nayla yang tak pernah di ajak
bicara olehnya, entah kenapa namun yang jelas tidak ada hal yang paling
menyenangkan bagi Nayla selain di ajak bicara olehnya.
Mereka berjalan bersampingan
dengan lambat, serasa tak ingin waktu berjalan dengan cepat.Tempat itu dengan
seketika terasa sepi, tak ada kata, tak ada canda hanya suara desisan lembut
pohon yang terhempas angin dan suara-suara hewan kecil yang menikmati indahnya
alam.Kebahagiaan merekapun terucap dalam diam.
“Gimana kalau kita
lomba lari?” Bayu memulai perkataannya.
“ Kalau aku menang,
kamu harus lakuin apa kata aku dan kalau aku kalah, aku akan lakuin apa yang
kamu mau.”
“ oke..” balas Nayla
dengan senangnya
“ mulai..” Bayu dengan
seketika berlari tanpa aba-aba.sementara Nayla hanya diam.
“ Loh ko curang sih!”
Kesal Nayla sambil berlari mengejar Bayu.
Jelas saja yang pertama sampai ke Villa adalah Bayu
sementara Nayla masih tertinggal beberapa langkah.
“ Kaka curang!” kesal
Nayla
Bayu hanya tersenyum sambil nafas terengah-engah.
“ Kalian dari mana aja?
kita sudah mau berangkat! Cepat siap-siap.” kata Ka Agus yang tiba-tiba datang.
Semua pemain dan kru sudah berada di dalam Bis, kali
ini perjalanan ke tempat wisata Situ Patenggang.
“ Oke Guys kali ini
kita perjalanan ke arah Bandung selatan, kita ambil setting di daerah Situ Patenggang,
jadi nanti Gilang dan Suci ceritanya berlibur sebelum mereka benar-benar
berpisah dan disana mereka menaiki perahu, dilanjut ke kebun strawberi, terus
kebun teh. Nanti disana kita nginep di salah satu rumah warga.” arahan Ka Agus.
“ Sepertinya ini cerita
so sweet. kayak film My Heart tuh yang pemainnya Irwansyah sama Aca Septriasa
pacarnya yang dulu.” Bisik Daffa ke telinga Nayla.
Setting pertama di perkebunan teh.Terlihat Gilang
dan Suci mulai berakting.Mereka bercanda tawa dan berlari-larian di sekitar
perkebunan itu.
“ Apaan sih! ko pake
kejar-kejaran?cerita klasik!” Gumam Nayla kesal
“ Tuh kan nay, ini tuh
mirip di film My Heart, its so sweet. Luna sama Farel kejar-kejaran mereka
bergembira dan bahagia.” kata Daffa dengan wajah alay.
“ So Sweet?! it’s no so
sweet oke!” balas Nayla sambil pergi.
Adegan pertama sudah
diambil kini mereka menuju perkebunan strawberi dengan berjalan kaki sambil
menikmati pemandangan sekitar. Nayla dan Daffa berjalan paling depan. Terlihat
Bayu yang dari tadi memperhatikan mereka dari belakang, lalu ia berlari
mendekati mereka.
“ Maaf disinikan saya
artisnya, jadi harusnya saya yang berjalan didepan dan kamu bawa barang-barang
saya, oke!” Kata Bayu yang tiba-tiba datang dan menyuruh Daffa membawakan
barang-barangnya.
Dengan wajah pasrah, Daffa membawa barang-barang itu
sementara Nayla merasa heran dengan kelakuan Bayu. Bayu kini berada disamping
Nayla, ia terus saja berbicara kesana-kemari sementara Nayla hanya terdiam.tidak
menghiraukan ocehan Bayu.
Para kru dan pemainnya
bersiap-siap untuk mengambil adegan.kebun Strawberi kini di tata dengan indah
agar terkesan romantis. Pengambilan pertama sudah dimulai saat Gilang dan Suci
memetik buah strawberi. Namun disisi lain terlihat Daffa mengajak Nayla untuk
memilih-milih buah strawberi yang akan ia makan. konsentrasi Bayu pun
terganggu, ia terus saja melihat ke arah Nayla dan Daffa. Pengambilan pertama
pun gagal, Sutradara yang tahu tentang perasaan Bayu ke Nayla akhirnya meminta
Nayla dan Daffa untuk main di film itu agar konsentrasi Bayu tidak terganggu
lagi.
“ Cut!! Bayu tolong
kamu harus konsentrasi dulu!” Kesal Ka Agus.
“ Nayla!Daffa!Cepat
kesini!” Lanjutnya.
“ Oke sekarang kalian
berdua main di adegan ini, ceritanya kalian sepasang kekasih dan Daffa, kamu
mengajak Nayla ke kebun strawberi karena Nayla suka buah Strawberi. Pokoknya
kalian harus terlihat romantis.oke!” Lanjutnya lagi.
Bayu terlihat kaget dengan perkataan Ka Agus,
begitupun dengan Nayla ia merasa bingung karena ia alergi sekali makan buah
strawberi. Namun Daffa malah terlihat sumringah.
“ Action!”
“ Gilang, lihat
strawberi ini sudah matang, pasti enak” kata Suci.
“ Nay, lihat strawberi ini
sudah memerah, sudah waktunya untuk di petik dan pastinya manis, kayak kamu.”
Rayu Daffa.
Tanpa sengaja Bayu
mendengar ucapan Daffa, ia melihat kemesraan mereka berdua, terlihat kekesalan
di wajahnya namun ia hanya bisa terdiam dan tidak peduli dengan keadaan
sekitarnya.
“ Cut!!” Ka Agus mulai
kesal lagi melihat kesalahan yang dilakukan Bayu.
“ Bay tolong
konsentrasi! loe tuh jangan mikirin apa-apa, loe harus konsentrasi ke kerjaan
ini. oke kita mulai lagi. Semuanya siap! Action!”
“Gilang, lihat strawberi
ini sudah matang, pasti enak” kata Suci.
“ Iya. aku pet……”
“ Nay ini aku petikin
buah strawberi buat kamu.” kata Daffa sambil menyuapi Nayla.
Nayla menggelengkan kepalanya karena tak ingin
memakannya.
“ Ayo Nay biar
romantisnya dapet?” Kata Daffa berbisik.
Demi kerjaan ini, Nayla akhirnya memakan buah
strawberi itu.
Sementara Bayu ia tak
melanjutkan perkataannya dan lagi-lagi ia kesal dengan tingkah Daffa terhadap
Nayla. Apalagi ketika Daffa menyuapi Nayla dengan sangat romantis. Daffa yang
melihat Nayla seperti menyukai Strawberi, iapun memetik lagi dan memberikan
pada Nayla.
“ Stop!!!” Teriak Bayu
Semua orang merasa kaget mendengar teriakan
Bayu.Termasuk Nayla dan Daffa. Buah strawberi yang akan ia berikan ke Nayla
terjatuh ketika mendengar teriakan itu.
“ Lebih baik gak usah
ada peran pembantu segala, oke! Aku bisa konsentrasi ko!” Lanjut Bayu kesal.
“ Padahal sebentar
lagi, aku bisa jadi artis terkenal dan punya banyak fans.” Kata Daffa dengan
penuh kecewa.
Sementara Nayla pergi
ke suatu tempat dan memuntahkan buah yang belum sempat ia telan. Nayla duduk di
sebuah peristirahatan, ia melepaskan lelahnya dengan bernyanyi. Tak lama
kemudian Bayu datang, sambil melihatkan keranjang yang berisikan strawberi pada
Nayla, lalu duduk disampingnya.
“ Kamu masih ingetkan perjanjian waktu itu,
siapapun diantara kita yang menang harus menuruti perkataannya dan akulah yang
menang. Dan sekarang aku akan suapin kamu dan kamu suapin aku dengan buah
strawberi. Nih?”Kata Bayu sambil menyuapi buah strawberi.Namun Nayla menggelengkan
kepala.Bayu terus saja memaksa dan lagi-lagi Nayla menggelengkan kepalanya.
“ Kenapa kamu gak mau?
padahal waktu Daffa yang menyapimu, kamu terlihat senang?”
Mendengar perkataannya itu, Nayla tak ingin membuat
ia kecewa, akhirnya ia pun memakannya dan Naylapun menyuapi Bayu. Terlihat
senyum manis di bibir Bayu, Nayla yang sejak dulu menyukainya ikut tersenyum
walau ia harus memakan buah itu. Bayu kembali menyuapi Nayla.
“ Lagi?” Ucap Nayla.
“ Iya, sampai strawberi
ini habis.” kata Bayu dengan senyum manisnya itu sementara Nayla hanya bisa
menghelaikan nafas panjang.
Lama sekali mereka
menikmati buah strawberi itu, akhirnya mereka harus terhenti karena harus
melanjutkan perjalanan ke Situ Patenggang.
Kali ini Gilang dan
Suci menaiki perahu, mereka menikmati panorama sore.Cahaya langit sudah mulai
terlihat kemerah-merahan menambah keromantisan nuansa sore hari.
“ Romantis apanya sih?!
ini tuh sama sekali gak ada romanis-romantisnya!” Nayla terus saja bergumam
sendiri menunjukan kecemburuannya.
Tiba-tiba Daffa datang menemani kesendirian Nayla.
“ Nay, kamu lihat kan?
it’s so perfect.Hembusan angin, air
danau yang tenang, daun-daun melambai, kicauan burung yang merdu, langit yang
indah.Oh sangat romantis.”
Nayla yang mendengar perkataan Daffa semakin kesal,
padahal sebenarnya ia kesal melihat Bayu yang begitu romantisnya dengan Merina
lawan mainnya.
Hari semakin larut,
mereka menginap di sebuah rumah warga yang ada di daerah itu untuk
beristirahat.Semua kru dan pemain berkumpul di ruangan itu, mereka berbincang
dan bercanda tawa melepas lelah, namun Bayu seperti terlihat resah karena tidak
melihat keberadaan Nayla disana. Lalu ia mencari keluar dan menemukan Nayla
terduduk di bangku depan. Nayla terus saja menggaruk-garuk badannya karena
merasa gatal akibat dari buah strawberi yang ia makan.
“ Kamu kenapa Nay?”
Ucap Bayu melihat keanehan Nayla.
“ Nggak apa-apa ko
kak.”
Bayu memegang tangan Nayla dan ia melihat
bintik-bintik merah berada di sekujur tubuhnya, dan badannya pun terasa panas,
sepertinya ia demam. Ia membawa Nayla ke tempat tidur untuk istirahat.
“ Sepertinya ini
terkena alergi.” kata salah satu kru.
“ Kamu alergi apa Nay?”
Tanya Daffa.
“ Aku alergi
strawberi.”
“ Ya ampun, aku minta
maaf nay, tadi udah maksa kamu buat memakannya.” Daffa merasa bersalah.
“ Gak papa Daf, nanti
juga sembuh sendiri ko.”
Sementara Bayu hanya terdiam, ia juga merasa
bersalah karena menyuruh Nayla memakan banyak strawberi, ia hanya
menggaruk-garukan kepalanya untuk menutupi rasa malunya.
Walau bulan masih
tampak menemani langit, semua kru dan pemain Journey of Love ini harus terus
melanjutkan perjalanannya.Tepat pukul 5 pagi mereka bergegas pergi ke daerah
sekitar Braga untuk mempersiapkan setting baru dengan nuansa seperti jaman
dulu.Memang jalan Braga ini terkenal dengan arsitekturnya yang seperti kembali
ke jaman doeloe.Nayla yang keadaannya tidak sehat harus mengikuti perjalanan
selanjutnya demi film ini.Ia tertidur dalam Bis disamping Daffa. Bayu yang
melihat itu, langsung mendekati Daffa dan menyuruh Daffa untuk pindah dari sana
sementara Nayla tertidul lelap. Lagi-lagi dengan pasrahnya Daffa pergi dan
membiarkan Bayu untuk di samping Nayla. Bayu melepas jaketnya lalu menyelimutkannya
pada Nayla, semua kru dan pemain yang lain hanya tertawa melihatnya. Dalam
perjalanan itu, tak henti-hentinya tatapan Bayu tertuju pada Nayla yang
tertidur lelap di sampingnya.
Matahari menyambut
kehadiran mereka.Bayu dan Merina sudah bersiap-siap untuk mengambil perannya,
sementara Nayla dibiarkan tertidur dalam Bis. Bunyi klakson mobil sekitar jalan
itu membangunkan Nayla dari istirahatnya, ia melihat keadaan di dalam Bis yang
sepi lalu melihat Bayu dan Merina bersepeda ala kisah cinta jaman dulu. Nayla
terlihat cemburu lagi, namun ia tersenyum kembali ketika ia sadar dengan jaket
yang ada padanya adalah milik Bayu. Setelah beberapa adegan itu diambil, semua
pemain dan kru itu beristirahat.Ada yang berjalan-jalan menelusuri tiap sudut
jalan Braga, ada yang mencoba ke resto-resto yang ada disana, ada juga yang
berbelanja ke daerah alun-alun, tapi Bayu malah masuk ke dalam Bis.Melihat
kedatangan Bayu, Nayla pura-pura tertidur. Dengan sejenak ia berdiri sambil
melihat Nayla yang masih tidur lalu merapikan jaketnya yang menyelimuti Nayla
agar tidak kedinginan. Lalu ia pun duduk disampingnya dan lagi-lagi melihatnya
dengan senyum yang mengungkapkan perasaan dia yang sebenarnya. Ia menggerakan
kepala Nayla untuk bersandar di bahunya dan mengelus-elus rambut panjangnya
itu. Nayla yang waktu itu berpura-pura tertidur sedikit merasa gemetar namun ia
merasakan kenyamanan bersandar dibahunya, tak lama Bayu memegang tangannya
begitu erat, Nayla semakin kaget dengan sikapnya itu tapi terpancar kebahagiaan
dalam senyum Nayla.
Untuk penutupan film
ini, mereka mengambil tempat terakhir di sebuah restoran The Valley Dago Pakar,
tempat romantis buat CandleLight Dinner. Suasana malam di restoran yang penuh
dengan romantisme ini merupakan tempat pertemuan terakhir antara dua sepasang
kekasih ini yaitu Gilang dan Suci.Namun saat ini pemain dan kru film sedang
santai untuk menikmati istirahatnya dan juga melakukan persiapan pengambilan
film karena waktu masih menunjukan pukul 4 sore.
Terlihat Nayla sedang
menikmati sorenya dengan duduk di sebuah balkon sambil memetik gitar cantik
yang selalu ia bawa. Bibir yang mungilnya itu mengeluarkan suara-suara nyaring
dari lagu Mandy Moore yang ia sukai, jari lembutnya memetik setiap senar-senar
gitar dengan berirama.
“I'll always remember.
It was late afternoon. It lasted forever. And ended too soon. You were all by
your self. Staring up at a dark gray sky. I was changed…..”
Bayu yang mendengar nyanyiannya itu, langsung pergi
mendekatinya dan memberinya tepuk tangan. Mendengar tepuk tangan dan kehadiran
Bayu yang secara tiba-tiba, Nayla menghentikan nyanyiannya.
“ Kenapa Berhenti? Lanjutkan
saja, suaramu cukup bagus.”Kata Bayu yang langsung duduk disebelahnya. Nayla
terlihat sumringah lalu melanjutkan bernyanyinya dengan lagu I Will Fly dari
Ten 2 Five
“ You know all the
things I’ve said. You know all the things that we have done. And things I gove
to you. There’s a chance for me to say. How precious you are in my life. And
you know that it’s true. To be with you is all that I need. Cause with you, my
life seems brighter and these are all the things. I wanna say….”
Ia begitu menikmati
setiap lirik dari lagu itu, begitu mendalami dan menghayatinya, dalam
nyanyiannya itu ia selalu manatap wajah Bayu yang menemaninya dengan senyum
hangat yang memperlihatkan gigi putihnya. Lalu Bayu pun mengikuti setiap lirik
yang Nayla nyanyikan, rupanya Bayu begitu pasih dengan lagu tersebut.Semilir
angin sore itu menemani mereka dalam setiap nada indah yang terucap dalam
bait-bait lagu tersebut.
Pengambilan terakhir
film ini dimulai, waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Semua property, kostum,
lighting, kamera, kru dan pemainnya sudah siap. Namun terlihat Nayla tertidur di
kursi pojok dekat dengan Daffa. Sepertinya Nayla kecapekan, setelah seharian
penuh beraktivitas dengan tubuh yang kurang sehat. Melihat Nayla yang tertidur,
Daffa mencoba untuk membangunkannya namun tiba-tiba Bayu datang.
“ Biarkan dia
istirahat.” Kata Bayu melarang Daffa untuk membangunkannya.
Malam itu Nayla tidak melihat proses syuting. Ia
tertidur begitu lelap. Dan tatapan Bayu tidak terlepas dari Nayla. Ia terus
memperhatikan Nayla yang sedang tertidur.
Setelah beberapa kali
terjadi kesalahan, akhirnya pengambilan film terakhirpun selesai.Semua kru dan
pemain film itu tidak lantas membereskan tempat tersebut, malah mereka semakin
membuat tempat itu menjadi lebih romantis.Kali ini bukan hanya akting atau
untuk tujuan film tapi untuk sesuatu yang nyata tentang seseorang yang bernama
Bayu dan Nayla.
Tepat pukul 11 malam, Nayla tiba-tiba dibangunkan
oleh salah seorang kru.Ia kaget ketika ruangan itu sudah sepi.
“ Nay ayo bangun?kita
pergi dari sini.” Katanya membawa dia ke suatu tempat.
Nayla kebingungan, bukannya
tempat ini yang akan dipakai syuting tapi malah di ajak ke suatu tempat yang ia
tak tahu dan juga yang membuatnya lebih heran lagi karena sekarang sudah pukul
11 malam padahal proses pengambilan seharusnya pukul 7 malam, entah dia
melewatkan syutingnya atau malah waktunya dirubah karena menunggunya terbangun,
itu yang membuat ia bertanya-tanya. Nayla dibawa kesebuah tempat dengan satu
buah meja makan yang diatasnya terdapat lilin-lilin kecil dengan cahaya
mengayun lembut, di sampingnya terdapat dua buah kursi yang sudah tertata
indah.Bunga mawar merah mengelilingi setiap sudut tempat itu.Nayla disuruhnya
duduk di salah satu kursi kosong itu dan menyuruhnya menunggu disana.Tak lama
datang seorang laki-laki berpakaian putih dan membawa satu buah bunga mawar
merah lalu duduk di kursi kosong didepan Nayla itu.Nayla semakin bingung dengan
kehadiran Bayu dengan pakaian rapi dihadapannya. Bayu tersenyum, ia meletakan
bunga mawar diatas meja lalu kedua tangannya memegang lembut tangan Nayla.
“ Nay? Sudah sekian
lama aku menunggu hari ini, dimana hanya ada kita berdua, antara aku dan kamu.Sejak
awal aku melihat kamu berbeda dari yang lainnya, entah apa yang membuat kamu
berbeda dimataku. Setiap aku melihat kamu dengan laki-laki lain, aku merasa
cemburu.Aku merasa nyaman jika kamu selalu ada didekatku.”Kata Bayu dengan
wajah yang serius.
Nayla mengerutkan keningnya.Ia masih tak mengerti
dengan semua yang terjadi.
“ Oke langsung aja,
dari awal aku jatuh cinta sama kamu, aku selalu merindukanmu dan aku sayang
sama kamu. Jadi apa kamu mau mengisi kekosongan hati aku untuk
selamanya?”Lanjutnya.
“ Apa ini bagian dari
film?” Jawab Nayla bingung.
“ Bukan Nay, ini nyata
tentang perasaanku sama kamu.” Balasnya
Mendengar ucapan itu
Nayla tiba-tiba terdiam.Ia masih tak percaya dengan apa yang ia dengar. Ia
terus saja menatap Bayu sampai waktu serasa terhenti menunggu jawaban darinya.
Begitu pun Bayu, ia terus saja meyakinkan Nayla tentang perasaannya dengan
memegang erat kedua tangan Nayla itu. Waktu pun akhirnya menjawab segalanya,
Nayla memberikan senyuman pada Bayu dan menganggukan kepalanya yang berarti ia
menerimanya.
“ CUT!ini baru film
yang romantis.Penjiwaannya itu sempurna!”Kata Ka Agus yang tiba-tiba datang.
Semua Kru dan Pemain
yang lain bertepuk tangan, terlihat Bayu dan Nayla tersenyum malu, sementara
Daffa yang tak mengetahui apapun masih terlihat kebingungan.
Kini kisah cinta antara
Gilang dan Suci telah berakhir namun ini menjadi awal perjalanan cinta antara
Bayu dan Nayla.
THE
END