Blogger.

Lilin


Ia hidup dalam kepura-puraan. Menganggap bahwa dirinya berarti walau hanya dengan sedikit cahaya. Ketika orang datang menghampiri karena takutnya gelap, ia akan bahagia. Bahagia karena keberadaannya sangat dibutuhkan. Mampu menghangatkan ketika dingin dan dengan setia menemani orang-orang yang sedang membutuhkan cahaya ketika gelap. Walau ia menyadari bahwa setelah itu ia akan mati, entah mati karena dipadamkan atau mati dengan sendirinya.
Rasa itu, yang ia miliki hanya untuk semua orang yang berada dalam semesta. Ia menyadari bahwa dirinya hanya cahaya kecil yang tak mampu memberi banyak manfaat. Cukup dengan membuat orang bahagia melihat cahaya kecil itu, adalah bentuk kebahagiaannya juga. Ia tahu bahwa hadirnya tak mampu menandingi mentari. Yang setiap waktu terus berputar hadir menemani semua orang. Mentari selalu singgah dan mendekat untuk orang yang membutuhkannya. Lalu pergi lagi mencari orang lain. Sungguh berguna, dibanding ia yang sangat berharap orang lain mendatanginya.
Namun dari bahagia itu, ia membuat sebuah topeng. Topeng yang tak pernah diketahui semua orang. Menutupi hati, dari kesendiriannya. Ya, ia hidup dalam kesunyian. Sunyi yang melekat dalam gelap yang pekat. Ia mampu berdiri, sendiri tanpa suara. Cahaya itu, bukan untuk mereka, sama sekali bukan. Cahaya yang ada adalah untuk dirinya sediri. Agar ia merasa bahwa dirinya hidup, walaupun hidup untuk dirinya. Hidup dalam kegelapan....
Cahayanya ia jadikan sebagai sumber kebahagiaan. Bahagia bahwa ia diberi kesempatan untuk menikmati hidup. Walaupun kelak akan ada waktu yang membuat ia pergi dan tak ada lagi. Ia tak perah berharap jika cahayanya bisa menjadi besar seperti halnya mentari. Karena ia tahu bahwa jika cahayanya besar, maka dunia dengan seketika akan hancur. Cukup dengan cahaya kecil, ia sudah merasakan indahnya kehidupan.
Dia adalah Llilin..... 



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

  © NOME DO SEU BLOG

Design by Emporium Digital