Blogger.

Ensiklopedia Penulis Indonesia



_Jadilah Manusia yang Selalu Berkarya dan Berprestasi_
Aku seorang wanita yang lahir di Sebuah Kota yang tidak begitu besar. Namun kota kelahiranku bisa di bilang sebagai kota kreatif karena berkat keahlian tangan mereka, banyak mata pencaharian yang mulai bermunculan. Sebagai Sentral kerajinan Kelom (Sejenis sandal yang terbuat dari kayu) Kota Tasikmalaya tempat aku di besarkan sampai menempuh pendidikan SMA. Sejak lahir mama ku memberi nama diriku yaitu Siti Nur Aisah Pratiwi. Entah apa filosofinya, yang jelas kemungkinan mama ingin aku memiliki kepribadian seperti Siti Aisyah istri dari Rasulullah, sedangkan Pratiwi pemberian papa yang katanya di ambil dari seorang astronot yang berasal dari Indonesia. Aku selalu bersyukur karena nama adalah sebuah do’a, insyaallah jika nama itu baik maka akan baik pula tingkah lakunya.
Tapi semenjak aku terjun ke dunia kepenulisan, aku lebih di kenal dengan nama Aurora Khanza. Nama pena yang aku buat juga memiliki makna tersendiri. ‘Aurora’ mungkin sebagian orang pernah mendengarnya dalam Astronomi. Aku memang sangat menyukai astronomi terutama tentang aurora. Aku berharap suatu saat nanti bisa melihat keindahan Aurora. Sedangkan ‘Khanza’ lebih mengandung arti sebagai muslimah pejuang islam.
Aku orangnya tidak banyak bicara, bisa di bilang terlalu kalem. Sebenarnya aku hanyalah orang yang tidak suka mengeluarkan kata-kata berlebihan. Aku tidak ingin banyak orang tersakiti jika aku berbicara, untuk itulah aku hanya bicara seadanya saja. Selain itu aku orang yang konsepual, setiap yang akan aku jalani harus terencana. Termasuk menulis mimpi untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Aku juga termasuk pekerja keras, dimana aku mempunyai mimpi harus bisa mewujudkanya dengan bekerja keras. Tapi bukan termasuk ambisius, karena ketika apa yang aku usahakan itu gagal aku tidak akan kecewa malah aku akan terus berjuang.
Perjalanan kepenulisanku berawal dari keseringan membuat Diary semenjak kecil. Selembar demi selembar kertas ku habiskan untuk menuliskan suka duka perjalanan hidupku. Dari sanalah mulai muncul hasrat untuk membuat sebuah puisi. Pada awalnya cukup sulit tapi lama ke lamaan beberapa puisi sudah ku tuliskan. Waktu menduduki bangku sekolah dasar aku pernah mengikuti lomba membuat cerpen. Namun aku tidak keluar sebagai juara, karena memang aku menulisnya asal-asalan. Waktu itu aku memang lebih senang untuk menguasai puisi saja. Setelah itu, mama menyuruhku untuk mengikuti lomba puisi di sebuah Koran. Kompetensi itu di buka untuk seluruh masyarakat sePriangan Timur. Dan ternyata gagal lagi. Tapi dari sana lah aku terus belajar setiap hari.
Setelah masuk SMA aku mencoba untuk membuat beberapa cerpen. Sebenarnya sih cerpen yang aku buat hanya untuk mengerjakan tugas bahasa Indonesia di sekolah. Namun semenjak itu, aku keseringan membuat cerpen setiap harinya sehingga cerpen-cerpen tersebut malah menumpuk di komputerku. Waktu SMA aku tidak terlalu fokus pada dunia kepenulisan. Aku lebih aktif sebagai seorang aktivis di sekolah. Beberapa organisasi pernah aku rasakan seperti kegiatan Keagamaan, Seni, dan Olimpiade Astronomi. Semua itu merupakan bagian dari kesukaanku. Aku sangat suka bernyanyi sehingga organisasi Seni yang ada bisa menampung kemampuanku itu. Aku juga menyukai Astronomi dan kebetulan di sekolah ku terdapat ekstrakulikuler untuk olimpiade Astronomi. Dalam persiapan menuju olimpiade, akhirnya Alhamdulillah aku terpilih untuk mewakili sekolah bertanding seKota Tasikmalaya walaupun tidak menjadi juara. Dan dari Organisasi Keagamaan, aku lebih banyak mendapatkan semangat rohani dan juga lebih mengenal jauh tentang agamaku.
Baru setelah aku lulus SMA, aku mengisi liburanku dengan menulis banyak cerpen. Saat itu aku sedang menunggu untuk penerimaan PTN di kota Bandung. Dari sanalah aku mulai berpikir ingin sekali menjadi seorang penulis. Aku terus belajar dan belajar membuat cerpen dan juga puisi lalu mengirimkannya dalam beberapa perlombaan di internet. Semangatku semakin memuncak, aku terus mencari wadah yang bisa menampung kemampuanku itu. Banyak gruf kepenulisan yang aku ikuti di facebook yang kebetulan sedang mengadakan perlombaan menulis. Aku mengirim semua cerpen dan puisi yang selama ini aku simpan bertahun-tahun. Namun selalu saja kekecewaan yang aku dapatkan. Sepertinya aku belum layak untuk menjadi juara dan karyaku masih belum memasuki kriteria.
Tapi karena aku orangnya selalu senang mencoba dan tidak pantang menyerah, aku berusaha mencari lagi beberapa lomba yang di adakan. Dan lagi-lagi aku belum berhasil sampai puncak kejenuhan pun tiba. Aku malas menulis, aku malas mengikuti perlombaan. Aku hanya ingin diam saja dan membuang jauh-jauh keinginanku menjadi seorang penulis. Dengan semangat yang sudah memudar dan tidak berharap lagi menjadi pemenang, aku mencoba lagi mengirimkan sebuah cerpen yang sebenarnya sudah kalah di perlombaan sebelumnya. Tapi ternyata kenyataan berkata lain, bahwa aku berhasil menjadi kontributor pada perlombaan yang aku ikuti di penerbit indie. Akhirnya cerpenku bisa juga di terbitkan bersama penulis-penulis lainnya walau bukan menjadi juara pertama.
Kemenangan itulah yang membuat gair menulisku bangkit kembali. Setelah aku merantau ke Kota Kembang untuk melanjutkan kuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung, hobiku dalam menulis tetap aku jalani. Setiap harinya aku terus mencari beberapa lomba yang sedang di selenggarakan secara online. Dan Alhamdulillah lagi puisi yang pernah aku kirimkan ternyata berhasil terpilih menjadi kontributor untuk di terbitkan. Dan itu membuat aku menjadi lebih nyaman untuk menulis.
Aku tidak cukup puas sampai di sana. Aku mencari beberapa komunitas kepenulisan di kota bandung. Siapa tahu dari komunitas tersebut aku bisa belajar lebih dalam mengenai sastra. Tapi ternyata aku tidak pernah mendapatkannya. Sebenarnya komunitas sastra cukup banyak hanya saja aku memang mencari yang gratisan. Aku tak ingin mengikuti pelatihan-pelatihan yang mengeluarkan uang, maklum saat itu aku sebagai mahasiswa yang selalu mencari hal-hal yang gratis. Juga kebanyakan komunitas yang ada letaknya cukup jauh dari kediamanku karena aku memang tidak begitu mengetahui seluruh tempat di Bandung.
Setelah lelah mengikuti beberapa lomba namun aku tidak pernah memiliki feedback yang jelas, akhirnya aku berpikir bahwa aku harus mendapatkan uang dari hasil karyaku. Aku tertarik untuk membuat sebuah novel. Banyak orang yang sudah mulai mengeluarkan karyanya sendiri dan sudah di terbitkan oleh penerbit nasional. Jelas aku iri, aku memang memiliki sifat iri yang tinggi. Tapi aku selalu iri pada mereka yang sudah memperoleh kesuksesan sedari muda. Aku selalu berfikir jika mereka bisa kenapa aku tidak!
Aku mulai semangat untuk mendalami kemampuanku menulis walau secara otodidak. Karena memang sejak dulu aku tidak pernah mengikuti bimbingan atau pelatihan tentang kepenulisan. Aku juga tidak terlalu mengetahui tata bahasa yang baku juga kata-kata yang penuh kiasan. Aku menulis hanya melibatkan hati, karena itu lebih alami sehingga orang-orang pun benar-benar akan merasakan makna yang terkandung dalam tulisanku. Sehingga menulis selalu membuatku lebih tenang dan bahagia.
Karena ingin seperti orang lain, aku pun mencoba membuat sebuah novel. Namun lama kelamaan muncul kejenuhan. Menulis novel itu terlalu banyak, aku tak suka jika harus menulis dengan waktu yang lama dalam tema yang sama. Jadi aku pindah lagi untuk membuat novel yang ceritanya berbeda. Alhasil ada tiga novel yang belum satu pun terselesaikan. Dan mimpiku untuk menerbitkan buku karya sendiri belum juga terwujudkan. Aku pun kembali lagi untuk menulis cerpen. Sama seperti dulu, aku mengikuti beberapa lomba yang sedang di laksanakan namun gagal lagi. Sehingga aku pun benar-benar merasa lelah dan aku menulis hanya waktu-waktu tertentu saja jika aku memang menginginkannya.
Namun banyaknya waktu luang saat kuliah mendorongku untuk tidak berdiam diri. Aku harus tetap maju dan melakukan sesuatu yang bermanfaat. Aku bosan jika harus masuk organisasi di kampus karena aku sudah banyak pengalaman dalam beberapa organisasi saat SMA dulu. Akhirnya aku kembali menulis lagi walau terpaksa. Aku membuat beberapa puisi dan memang saat membuatnya pikiranku sedikit tersendat. Aku melupakan beberapa kosa kata untuk berpuisi dan tidak pernah terpikirkan lagi. Sehingga kemampuan ku untuk membuat puisi sampai sekarang sedikit berkurang.
Akhirnya aku mencoba untuk mencari pekerjaan menulis secara online. Aku berharap ada media masa yang sedang membutuhkan seorang penulis. Setiap hari aku terus mencoba dan hasilnya tetap nihil. Tak ada yang membutuhkan seorang penulis cerpen maupun puisi. Tapi aku terus berdo’a dan berharap bahwa masih ada kesempatan untuk seseorang sepertiku yang tak pernah berhenti untuk berusaha. Dan akhirnya berkat kerja keras dan do’a yang selalu aku panjatkan di setiap shalatku, ada sebuah perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Pada saat itu lowongan yang yang di berikan yaitu penulis artikel dan buku. Kedua hal itu merupakan tantangan besar bagiku. Karena memang aku sama sekali tidak menguasainya.
Saat itu aku lebih memilih menjadi penulis artikel karena menulis buku lebih besar tanggungjawabnya. Walau belum menguasai, tapi Alhamdulillah aku bisa di terima. Meskipun memang lowongan yang di berikan bukan di ajukan sebagai penulis tetap tapi hanya sebagai penulis lepas untuk proyekan dalam satu bulan. Aku mulai giat membuat artikel yang telah di tentukan. Dari hari ke hari membuat artikel ternyata semakin mudah. Aku semakin terlatih dan kosa kata nya pun semakin lancar. Setelah satu bulan selesai, akhirnya aku mendapatkan uang dari hasil kerja kerasku. Namun sayangnya, tidak setiap bulan ada proyek untuk menulis artikel. Aku harus menunggu dan menunggu lagi beberapa bulan kemudian. Setelah lama menunggu ternyata tidak ada lagi untuk penulisan artikel.
Akhirnya aku mencari lagi lowongan untuk menulis. Kini yang aku cari bukan sebagai penulis cerpen ataupun puisi. Aku lebih tertarik untuk menulis sebuah artikel. Sebenarnya di dunia maya banyak sekali yang menawarkan lowongan sebagai penulis artikel. Namun banyaknya penipuan membuatku takut untuk mencoba melamar. Tapi karena adanya pengalaman yang pernah aku dapatkan ketika melamar menjadi penulis artikel dulu, aku pun memberanikan diri melamar pada sebuah perusahaan. Sebelum mengirim lamaran, aku dengan cermat melihat profil perusahaan apakah legal atau tidak.Setelah itu aku menunggu hampir seminggu lamanya dan tidak kunjung di balas. Akhirnya aku pun pasrah dan melamar lagi pada perusahaan yang lainnya. Namun ketika membuka email ternyata pihak perusahaan membalasnya dan menyuruhku untuk melakukan training. Alhamdulillah..
Training tiga hari membuatku gelisah walau di lakukannya secara online. Seleksinya benar-benar ketat. Aku harus menyelesaikan artikel dengan waktu yang di tentukan. Jika ada tata bahasa yang tidak benar maka harus di perbaiki kembali. Awalnya aku lelah tapi aku tetap menjalaninya. Dan Alhamdulillah akhirnya aku lolos dan di terima sebagai penulis tetap. Pada saat itu kebetulan sedang libur kuliah, jadi aku tidak pernah telat untuk mengirim artikel yang di buat. Setelah sebulan berlalu, akhirnya aku dapat gaji yang sangat lumayan.
Dan sampai sekarang aku masih menjadi penulis artikel di perusahaan tersebut. Walau kadang waktu selalu berbenturan dengan tugas kuliahku, aku tetap semangat menjalankannya. Aku pernah di marahi jika belum mengirimkan artikel ketika sedang sibuku kuliah. Aku pernah menangis karena kelelahan dari rutinitasku menulis. Aku pernah malas dan ingin menjauhi semua yang aku jalani sekarang. Bahkan aku pernah berpikir untuk keluar sebagai penulis artikel karena waktuku sangat kurang sekali untuk menulis cerpen, puisi maupun melanjutkan novel yang telah lama ku tinggalkan. Dan aku juga selalu berharap bahwa aku tidak menjadi seorang penulis, karena menjadi penulis membuat kebersamaanku bersama keluarga, sahabat dan orang-orang yang aku cintai berkurang.
Namun ternyata semua rasa keluhkesah tentang aktivitasku menjadi seorang penulis di bayar dengan kebahagiaan lain. Aku di berikan keluarga yang selalu mendukung, aku di berikan sahabat-sahabat yang selalu memberikan motivasi ketika aku sangat kelelahan, aku di berikan pekerjaan dengan orang-orang yang sangat ramah dan baik. Aku selalu di berikan kelancaran untuk meraih semua mimpi yang ingin aku wujudkan. Alhamdulillah, Aku sangat bersyukur..


BY         : AURORA KHANZA
Penerbit : FAM Publishing
Judul      : Ensiklopedia Penulis Indonesia  jilid 3



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

  © NOME DO SEU BLOG

Design by Emporium Digital