Fiksi_KONSPIRASI REVOLUSI_
“ Kita tidak bisa lagi mempertahankan
Eiffel!” Perdana Menteri mulai mempengaruhi Presiden yang sejak tadi duduk di
kursinya.
“ Jika menara itu selalu bergeser setiap
kali tertiup angin dan tersengat matahari, itu bisa membahayakan pengunjunganya.”
Lanjut Menteri sambil sesekali menengok ke arah Presiden.
“ Hmmmm…..,” Presiden masih terdiam dan
menghalaikan nafas panjang seketika saat Bourne berucap.
“ Terpaksa kita tidak lagi menjadikan
menara itu terus berdiri di sana, untuk menyelamatkan penduduk sekitar. Dan
juga untuk menjaga nama baik Negara kita!” Ia mulai mengalihkan pandangan
sepenuhnya pada Presiden yang sejak tadi diajaknya bicara. Namun Presiden tetap
tidak mengeluarkan sepatah katapun.
Siang itu, diluar tidak nampak matahari
yang biasanya membuat kota Paris terlihat lebih cantik. Yang ada hanya hembusan
angina kencang sambil meniupkan butiran salju yang berterbangan. Kota Paris
akhir-akhir ini sedang dilanda angin yang tidak terkendali. Ditambah dinginnya
saju membuat suasana semakin mencekam. Tidak ada lagi warga yang biasanya
mengelilingi Eiffel untuk bermain sky. Karena saat itu Eiffel menjadi ancaman
bagi seluruh warganya.
Sejak diterpa cuaca yang ekstrim, menara
Eiffel pun ikuti berubah. Angin kencang membuat menara ini selalu bergeser
beberapa senti dari semula. Dan jika ini dibiarkan, menara bisa saja jatuh
kapan pun. Berita ini berdasarkan laporan Perdana Menteri yang diberikan secara
langsung oleh perusahaan yang mengelolanya, SETE.
“ Untuk memikirkan masa depan Negara
kita harus mengganti wilayah ini dengan meningkatkan pemasukan dibidang
industri.”
Perkataan inilah yang membuat Presiden
akhirnya menoleh pada laki-laki yang sejak awal berdiri di depan jendela dan
terus memperhatikan menara dari kejauhan. Ucapannya sedikit membuat ia
terkejut. Entah apa yang harus dia putuskan saat itu pula.
“ Pak, jika menara Eiffel malah
memberikan masalah untuk negara kita, tentu tidak akan ada lagi pemasukan untuk
Negara. Jadi saya berpendapat untuk mengembangkan wilayan ini sebagai kawasan
industri. Kita bisa membuat distrik Ladefens terbaru, sebagai wilayah
pemerintahan dengan banyaknya perusahaan besar berdiri di sini. Itu bisa
membantu mempertahankan stabilitas keuangan Negara.” Bourne masih tetap
mempengaruhi Presiden.
“Baiklah! Kalau itu memang solusi tepat.
Kita tidak bisa selalu ketakutan jika cuaca buruk datang. Juga tidak bisa terus
melihat peristiwa bunuh diri di menara itu.” Presiden akhirnya setuju untuk
meruntuhkan menara setelah mendengar penjelasan panjang dari Menterinya.
Sejak keputusan itu dibentuk, Perdana
Menteri melakukan pelelangan bagi perusahaan tender yang akan mengelola wilayah
sekitar menara Eiffel. Jika awalnya menara dikelola oleh SETE, Bourne akan
mengadakan lelang bagi perusahaan yang mengelola dengan harga yang besar. Kini
pemerintahan Kota Paris tidak akan mengambil alih kepemilikan menara yang
termasuk 7 keajaiban dunia itu. Semuanya diserahkan kepada Presiden Perancis
untuk mengambil alih kekuasaan terhadap bangunan bersejarah tersebut.
Walau cuaca cukup dingin, acara
pelelangan masih menarik banyak perusahaan besar. Kali itu, setiap perwakilan
memberikan ajuan untuk biaya pengelolaan wilayan sekitar sungai Seine tersebut.
Gejolak mulai terasa saat sebuah perusahaan membelinya dengan harga 1000 euro.
Harga yang sangat besar menurut Pak Menteri. Tapi setelah semua orang terdiam
dengan penawaran tersebut, laki-laki yang berada di sudut kursi paling belakang
tiba-tiba berdiri dan mengangkat sebuah papan yang bertuliskan 2000 euro. Tak
lama dari itu, suasana pun menjadi ramai dengan tepuk tangan dari semua
pengunjung yang menandakan bahwa pelelangan berhasil di dapatkan oleh seorang
laki-laki berambut merah pirang tersebut.
Setelah acara selesai, Perdana Menteri
membicarakan kesepakatannya dengan pengusaha tersebut yang bernama Cassius
Audon. Selang beberapa hari, pembangunan wilayah tidak sedikitpun terlihat.
Bahkan menara Eiffel masih berdiri kokoh di jantung Kota Paris. Sebagian turis
masih asyik menikmati pemandangan indah tersebut. Sampai pada akhirnya ia
menyadari adanya tindakan penipuan dari penguasa tersebut.
“ Anda tidak bisa mengalihkan
kepemlikian Eiffel begitu saja! Jelas sertifikat ini menandakan bahwa wilayah
itu sudah menjadi hak miliki saya! Pemerintah sudah tidak bisa lagi melakukan
apapun, karena kekuasaan sudah ada ditangan saya!” Cassius Audon mulai
menentang Perdana Menteri Bource.
“ Beraninya sekali, anak muda ini! Tidak
ada yang bisa merusak misi yang telah dirancang sejak dulu!” Bource mulai tidak
terima dengan tindakan Audon. Ia mengeluarkan sebuah senjata api yang tepat di
arahkan pada anak muda itu.
“ Tangka dia!!” Perintah itu ia
keluarkan sesaat setelah ruangan yang ia tempati di datangi kepolisian Kota
Paris. Tanpa sepatah kata pun, Audon di borgol dan di masukan ke penjara atas
tindakan penipuan.
Beberapa hari setelah kasus itu, Paris
semakin terancam. Banyak berita beredar mengenai pergusuran menara yang akan di
robohkan serta diganti dengan kawasan industri. Sebagian masyarakat ada yang
setuju dengan keputusan ini. Dan sebagian lagi terjun untuk menuntutu
pemerintahan Paris atas keputusannya.
Sedangkan Perdana Menteri mengalihkan
pelelangan kepada seorang penguasaha besar yang akan mendirikan bisnisnya di
sana. Dan hari itu pun, terlihat tower crane untuk menurunkan setiap besi pada
menara. Dari batasan sungai Seine, penduduk sekitar terlihat berteriak sambil
mengecam pembongkaran tersebut.
“Dor…Dor….Dor…..Dor…..!!!” Suara
tembakan tiba-tiba menggelegar di sekitar pembongkaran menara. Terlihat satu
demi satu polisi dan pekerja bangunan jatuh terkapar penuh darah. Laki-laki
berambut pirang itu hadir dengan sebuah pistol yang membuat ricuh suasana
pembingkaran. Dan ia kini berdiri di depan Perdana Menteri Borce sambil
menyunggingkan senyum nya. Lalu tak lama berlari memanjat Eiffel yang masih
tersisa sebagian.
“ Bruk!!!!” Suara keras itu mengakhiri
pembongkaran Eiffel lebih cepat, warga yang sejak tadi berada di sana
menyaksikan seorang pria yang menjatuhkan diri setelah menembak seluruh wakil
pemerintah yang hadir di sana. Terlihat banyaknya lembaran kertas yang
berterbangan seiring jatuhnya laki-laki itu.
“ Menara Eiffel adalah jiwa kami. Ia
lahir dari pergeseran gejolak Revolusi Perancis. Untuk membuat Negara semakin
indah, Eiffel hadir sebagai wujud perubahan Negara menuju lebih maju. Yang
menjunjung kebebasan, hak asasi manusia dan pengembangan ilmu pengetahuan. Tapi
mengapa revolusi itu yang justru menghancurkan Negara saat ini? Meninggalkan
jejak sejarah di saat jaman modern sudah tiba. Menjual harga diri atas nama
Negara dalam mempertahankan kehidupannya. Semua yang dikatakan Bource adalah
bentuk kebohongan. Eiffel akan tetap kokoh walau musim terus berganti. Ia hanya
ingin mendapatkan uang dari setiap konspirasinya itu. Jangan jadikan penjahat
untuk memimpin Negara kita !”
“Cassius Audon Eiffel.” Nama itu
tercantum dalam lembaran kertas yang sekarang sudah berada di tangan setiap
orang yang hadir. Kini mereka tahu bahwa laki-laki pirang yang menghentamkan
tubuhnya dari menara adalah Audon, seorang anak keturunan dari Gustave Eiffel.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar