JALAN MENUJU LANGIT " Lingkar Nagreg"
Bagiku tidak ada keindahan lain selain permadani yang membentang biru. Dari ujung bumi terhampar luas sampai ujung lainnya. Memanjakan mata saat aku menengadahkan kepala. Terpancar kesempurnaan-Nya melalui penciptaan langit yang tak pernah tertandingi. Gumpalan awan yang membumbui setiap sudut-sudutnya selalu membuatku tersenyum lebar. Entah mengapa saat aku mentapnya terasa getaran hati yang tak terbendung. Aku nggan mengedipkan mata sedikitpun karena ku takut melewatkan moment seperti ini.
Setiap langkit dari berbagai kota di
Indonesia sangatlah berbeda. Terdapat kesan tersendiri ketika datang dari kota
satu ke kota lainnya. Tidak ada yang ingin aku lihat terkecuali langit. Tapi
perbedaan apapun pada langit yang aku lihat, aku akan tetap jatuh cinta
padanya. Sebuah ciptaan Tuhan yang selalu ingin aku tatap tanpa henti. Dan itulah yang membuat aku memilih langit
Nagreg sebagai langit yang paling sempurna.
Perjalanan ku dimulai sejak aku memilih
Bandung sebagai tempatku mencari Ilmu. Sampai 4 tahun lamanya, aku selalu pergi
dan pulang dari Tasikmalaya menuju Bandung. Awal rasa itu tumbuh saat aku tanpa
sengaja melihat keluar jendela bus yang aku tumpangi. Jalanan yang curam dengan
jurang yang dalam menjadi sensasi sendiri jalur ini. Nagreg sudah dikenal
sebagai jalur menakutkan bagi pengendara yang ingin pergi ke Bandung maupun ke
Tasik. Tapi bagiku terdapat keindahan yang tersembunyi tanpa banyak orang
sadari.
Alur perjalanan yang berkelok akan
selalu ditempuh para pemakai jalan ini. Naik turunnya jalan pun seperti bermain
roller coaster di Dupan sana.
Tentunya bikin jantung serasa mau copot. Tapi bagi ku lagi-lagi itu berbeda.
Sejak aku menyaksikan langit biru dengan awan yang menghiasinya. Entah apa yang
merasuki ku, langit membuat ku ingin selalu berpuisi. Bahkan sesekali aku
mengeluarkan buku dan pulpen di dalam Bus. Hanya untuk sekedar memuji keindahan
langit atas ciptaan-Nya. Dan itu selalu membuat aku meneteskan air mata atas kesempuraan
yang Dia berikan untuk manusia. Namun lagi-lagi manusia tak pernah merasakan
keindahan itu.
Cuaca yang cerah dan juga suasana yang
sepi akan menambah sensasi lainnya. Ditambah sengatan matahari yang memancarkan
efek cahaya indah pada langit. Atau tidak, gumpalan awan yang saling menindih
membentuk sesuatu yang abstrak. Dan dari
kejauhan akan terlihat bukit bebatuan yang menjulur di setiap jalannya. Itulah
bukit yang akan dilalui selama perjalanan Tasik-Bandung. Pastinya tidak akan
lengkap dengan pepohonan hijau yang berjajar di setiap tebing curam tersebut.
Dan yang paling dinanti adalah saat
kendaraan berjalan naik menuju Lingkar Nagreg. Sebuah jalan yang terbilang baru
karena baru dibuka setelah beberapa waktu yang lama dilakukannya pembangunan.
Saat menuju jalan ini, aku merasa akan menembus langit itu. Langit yang sejak
perjalanan hanya terlihat dari bawah, sekarang sedang aku lalui. Tingginya
jalan tersebut seperti membawaku terbang menikmati keindahan langit. Dan pikir
ku bahwa aku akan sampai ditempat itu, tempat yang selama ini selalu aku agungkan
karena kecantikannya. Aku ingin memegangnya, aku ingin meraihnya atau sekedar
duduk di atas awan yang empuk.
Dan sesampainya di atas langit, jalanan
itu pun tidak hentinya menyuguhkan pemandangan yang tak akan terlupakan. Bukit
bebatuan yang dari bawah hanya sekedar pemandangan jauh kini bisa terlihat
jelas. Dari setiap sisi jalanan, terbentang batuan yang menjulur ke atas.
Seperti pengunungan yang ditengahnya disediakan jalan bagi penghuni bumi. Indah
yang tak pernah tergantikan,…
Tak lupa pula perjalanan akhir yang akan
menghubungkan ke wilayah Bandung adalah terowongan eksotik zaman romawi kuno.
Ya, aku selalu menganggap bahwa jalanan terakhir ini seperti negeri-negeri kuno
yang sejarahnya tidak pernah terlupakan. Dan jika ingin menyaksikan bangunannya,
lebih baik nikmati di sepanjang jalur Nagreg Garut. Itulah kehidupan di atas
langit..
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO
0 komentar:
Posting Komentar