Blogger.

BUKAN HARTA, TAPI RASA SAYANG MU


Coba bayangkan ketika seorang istri sakit? Pasti akan terlihat rumah yang tidak terurus. Belum lagi anak-anak yang merengek nangis karena tidak terawasi seperti biasanya. Suami yang akan membantu mengurusi semua itu pun tidak akan membantu dengan sempurna. Karena kebiasaan laki-laki dan perempuan yang berbeda sehingga tidak akan selihai seorang istri.
Lalu jika terjadi hal seperti ini, sebenarnya apa tugas laki-laki dalam keluarga? Bahkan kehidupan suami pun pasti selalu istri yang membantunya. Kehidupan seorang suami tidak akan tertata dengan baik jika bukan istri yang membantunya. Apakah masih berpikir bahwa wanita adalah sosok lemah yang tak bisa apa-apa?
Masih ada suami yang hanya berpikir untuk menafkahi dengan sempurna. Tak heran jika suami selalu pergi pagi pulang malam. Atau masih banyak pula kejadian Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dilakukan suami. Dan terakhir tak sedikit laki-laki yang menginginkan istri banyak yang berlabel sunah Rasul.
Padahal jika hanya sekedar nafkah, istri pun masih bisa mencari dan bekerja. Sudah banyak sekarang ini istri yang berkarir tapi tidak lupa tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga yang mengelola kehidupan suaminya dan anak-anaknya. Ada juga istri yang bisa melakukan olahraga bela diri jika ini dibutuhkan untuk menghadapi KDRT. Dan kalau hanya sekedar sunnah untuk menikah lagi, bukankah masih bayak sunnah lainnnya yang tidak menimbulkan rasa ketidakadilan. Bahkan bisa menjalankan sunah lainnnya yang membuat kehidupan bahagia dunia akhirat bersama keluarga.
Semakin ke sini, sudah banyak perempuan yang melakukan tugas seperti laki-laki. Jadi kegiatan laki-laki pun sudah sebanding dengan kekuatan yang dimiliki perempuan. Tapi terdapat beberapa hal yang tidak bisa dilakukan laki-laki untuk menggantikan posisi seperti wanita. Yaitu untuk melahirkan seorang keturunan dan juga mengelola kehidupan rumah sampai di dalamnya lebih bersih, rapi, ceria, bahagia dan terutama tercipta ketenangan.
Tapi semua itu tidak bisa begitu saja terwujud, jika laki-laki sebagai pengemudi jalannnya rumah tangga hanya memberikan sebuah luka. Mengurangi waktu pertemuan hanya karena sibuk bekerja. Melakukan kekerasan fisik dan mental sampai menimbulkan sakit yang membekas sampai menghilangkan cinta. Dan membagi rasa dengan wanita lain tanpa ada keadilan di dalamnya. Karena seadil-adilnya dalam membagi rasa, tidak akan ada wanita yang rela mendapatkan setengah hati dari suaminya.
Apakah ketika pernikahan sudah terjadi itu berarti bahwa seorang anak perempuan dititipkan kepada laki-laki? Atau malah sebaliknya laki-laki yang dititipkan kepada perempuan? Padahal wanita sekarang sudah bisa mandiri untuk melakukan banyak hal. Bahkan wanita yang sudah kehilangan suaminya akan tetap kokoh untuk mengurus anak-anaknya seorang diri. Tapi tidak bagi laki-laki. Ketika ditinggal istri pasti akan kesulitan dalam mengelola kehidupannnya terutama mengurus anak-anaknya.
Jadi mengapa masih banyak laki-laki yang tidak bisa menghargai perempuan. Banyak laki-laki yang tidak memuliakan istrinya. Padahal sejak kecil, ia sangat memuliakan ibunya. Ia begitu ketergantungan pada ibunya, sampai ketiga besar ia ingin membahagiakan ibunya. Istri mu dan ibu mu sama-sama wanita yang didalamnya terdapat surga. Surga untuk mu di dunia dan akhirat kelak. Ketika ibu mu tiada maka yang mengurusmu, yang memberikan kasih sayang pada mu, yang menjadikan kehidupan bahagia adalah istrimu. Jadi apa yang salah dengan sikap-sikap tidak manusiawi yang dilakukan pada istrimu?
Bukan harta yang diinginkan serang istri. Karena kekayaan tidak menjamin untuk bisa bahagia. Wanita yang sudah memilih untuk menikai pria hanya menginginkan satu hal. Menginginkan cinta dan sayang yang utuh. Karena hanya dengan cinta dan sayang itu, laki-laki tidak akan berani untuk menjadikan semua waktunya sekedar bekerja mencari nafkah. Dengan cinta dan sayang tidak akan lagi terjadi kekerasan, dengan cinta dan sayang tidak akan ada rasa yang diduakan.
Cinta dan Sayang lahir dari hati yang tulus. Hati yang dimiliki oleh Sang Pencipta, sehingga jika laki-laki mengedepankan hatinya ketika menikah maka tidak ada yang namanya luka. Jangan menikah hanya karena sudah terpaut umur atau sekedar nafsu. Karena itu hanya akan membuat hati tertutup oleh rasa tidak memiliki. Tapi jika menikah dengan niat menyempurnakan agama, pasti hati akan selalu tertuju pada istri yang dimilikinya. Menjadikannya sebagai pendamping untuk saling memberikan kebahagiaan lahir dan bathin.
Bahagi dan tidaknya rumah tangga tergantung dari apa yag dirasakan seorang istri. Dan apa yang dirasakan istri adalah dampak dari perilaku suaminya. Suami yang baik akan membuat istri sangat bahagia. Dan kebahagiaan istri akan berpengaruh terhadap kehidupan anak-anaknya. Rumah tangga adalah sebab akibat, tidak ada yang membuat istri menjadi buruk jika tidak berasal dari suaminya. Wanita adalah cermin, terkadang pantulan cermin itu bisa berbanding lurus ataupun bisa berbanding terbalik.




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

  © NOME DO SEU BLOG

Design by Emporium Digital