Blogger.

Journey Of Love




“Suci ?” ucapan lirih itu keluar dari bibir Gilang yang sejak tadi membeku menahan rasa sedih yang tak mampu ia katakan.
“ Aku tahu apa yang ingin kamu bicarakan Gilang. Tapi aku tak ingin mendengarnya.” bisikan kalbu dalam hati Suci, sambil menahan luka yang tak ingin ia perlihatkan padanya tentang hubungan mereka.
Inilah malam penentuan saat Gilang akan memutuskan hubungan mereka. Rintik air mata mengalir dalam wajah tak berdosa itu hanya karena sebuah perbedaan antara si kaya dan si miskin. Dalam rasa dukanya itu, tanpa sengaja tangan Suci teriris pisau yang dari tadi ia gunakan untuk memotong sayuran. Dengan seketika Gilang mencari kotak obat yang berada di dapur itu lalu mengobati luka Suci.Mereka tak mampu untuk saling pandang, hanya deraian air mata yang mampu mereka ucapkan.Air mata itu bagaikan luka goresan pisau di tangan Suci, walau pun tanpa sengaja namun sakitnya tidak tertahan.Begitu pun cinta mereka yang dipertemukan tanpa sengaja namun harus terpisahkan dalam jalan yang berbeda padahal mereka hanya dua anak muda yang ingin merasakan indahnya cinta.Dalam kesedihannya itu, tiba-tiba Gilang memeluk Suci begitu erat.
“ CUT..!! Sungguh luar biasa.Feelnya itu benar-benar terasa. Kayaknya film kita bakalan laku nih. Oke sekarang kita istirahat full, soalnya besok kita akan bekerja ekstra!” Kata Ka Agus berteriak puas yang merupakan sutradara dari film pendek Journey Of Love ini.
Semua pemain dan kru film bergegas untuk beristirahat.Mereka lebih memilih untuk menikmati malam dengan melihat pemandangan di sekita Lembang.Sudah dua hari mereka menghabiskan waktu di Villa ini untuk menyelesaikan film keduanya setelah film Remaja Sabun laku dipasaran.Dan film yang kedua ini mengambil setting di sekitar Bandung.
Setelah selesai membereskan property, Nayla pergi keluar Villa untuk menikmati malam yang melelahkan ini.Terlihat wajah yang lelah dan letih, garis hitam di bawah matanya pun tak kunjung hilang karena selama dua hari ini ia tak bisa tidur nyenyak, maklum sebagai kru film yang baru masuk ia harus menunjukan kerja yang baik.
Langit gelap itu telah dikelilingi gemerlapnya bintang.Semilir angin merayap dalam setiap langkah Nayla, badannya gemetar dan sudah mulai mendingin.Ia mengencangkan jaketnya agar badannya tidak membeku. Ia berdiri di ujung batas bukit itu lalu melihat sekelilingnya yang dipenuhi cahaya lampu indah yang terlihat di seluruh kota Bandung. Tak lama ia regangkan kedua tangannya seperti akan terbang lalu ia arahkan tatapannya melihat langit gelap itu, ia tersenyum kecil melihat cantiknya hamparan langit yang gelap dengan taburan bintang yang indah. Setelah itu ia menutup matanya dan terlihat tetesan air mata jatuh dalam mata yang tertutup itu. Nayla terdiam cukup lama dalam kesedihanya, ia teringat akan kejadian saat membuat film tadi. Bukan cerita filmnya yang mengharukan, tapi ia tak kuasa saat melihat seorang laki-laki pemeran Gilang memegang tangan seorang perempuan pemeran Suci dan melihat mereka berpelukan. Memang entah sejak kapan Nayla menaruh hati pada laki-laki pemeran Gilang itu yaitu Bayu, mungkin saat pertama kali ia masuk Komunitas Teater ini sekitar dua minggu yang lalu.
“ Nayla?” Ucap Daffa melihat tingkah Nayla yang aneh.
Nayla membuka matanya dan melihat ke arah Daffa dengan senyum malu.
“ kamu sedang apa?”
“ aku sedang menikmati malam.”
Akhirnya mereka menikmati malam itu berdua sambil duduk di atas rumput dan bernostalgia tentang awal pertemuan mereka.Daffa merupakan teman seperjuangan Nayla saat mereka masuk ke Teater ini dan terus bersama-sama sampai saat ini. Terlihat senyum simpul di bibir mungil Nayla, begitupun Daffa, ia merasa nyaman jika selalu bersama Nayla.
“ Kalian sedang apa disini?” kata Bayu yang tiba-tiba datang dengan nada marah.
“ Kami….”
“ Sudah lebih baik kalian tidur!ini udah malam, gak baik angin malam buat anak kecil kayak kalian!”Lanjut Bayu memotong pembicaraan Daffa.
“ Iya ka..” balas Daffa.
Nayla pergi begitu saja tanpa sepatah katapun.Ia pergi dengan wajah yang kesal dan tak ingin menatap Bayu sedikitpun, ia marah dengan ucapan Bayu yang menganggap ia anak kecil.
“ Sebel deh!Siapa juga yang anak kecil!Emang sih aku baru masuk beberapa minggu di sini, tapi bukan berarti aku masih kecil!Ih dasar dia itu sombong, gak punya hati, kenapa juga aku bisa suka sama dia? dia jahat, gak berprikemanusiaan, bla…bla..bla…” Nayla terus saja bergumam sampai ia tertidur.
            Cahaya mentari mulai menembus tiap celah-celah kamar Nayla.Ia terbangun lalu pergi kedapur untuk mengambil minum. Nyanyian burung terdengar bising di telinganya, bukan kicauan merdu yang ia dengar malahan seperti kerikil-kerikil batu yang berjatuhan di kepalanya. Saat ia berbalik untuk pergi ke kamar, ia dikagetkan dengan kehadiran Bayu tepat di depannya. Tapi ia tak menghiraukannya, ia lalu berjalan kesebelah kanan namun Bayu mencegahnya. Dengan sabar ia berjalan ke sebelah kiri dan Bayu pun mencegahnya lagi. Ia pun berjalan lagi ke sebelah kanan dan lagi-lagi Bayu mencegahnya. Nayla mulai menunjukan wajah yang kesal, namun tiba-tiba Bayu malah memperlihatkan senyum yang manis. Nayla kaget, ia tak melihat wajah kesal Bayu yang semalam, yang ia lihat senyum simpul di bibirnya itu dan meluluhkan kekesalannyadan ia pun membalas senyuman Bayu dengan wajah malu. Bayu pun mempersilahkan Nayla untuk berjalan.
Dengan baju olahraga yang ia kenakan, Nayla berlari sendiri mengelilingi daerah Lembang. Hembusan angin pagi itu memberikan semangat kedalam aliran darah Nayla, kini tubuh yang lelah itu pergi seiring hembusan angin membawa jiwa yang rapuh dan mengantarkan hati yang penuh keindahan.Ia berlari dengan membawa senyuman Bayu yang tadi ia lihat. Kini ia terlepas dari belenggu kegundahannya dan menemukan cintanya kembali. Setelah langkah kaki itu lelah untuk berlari, Nayla berhenti sejenak sambil menikmati pagi yang indah itu.
“ Nayla?”
Suara itu sudah tidak asing lagi di telinga Nayla.Ia melihat laki-laki itu berdiri dibalakangnya. Dan kali ini ia pun tersenyum.
“ Kamu lari pagi juga?” kata Bayu.
“ Iya ka..”
“ Ya udah kita sama-sama aja yuk?”
Terlihat wajah Nayla yang berbinar-binar, Baru kali ini Bayu berbicara lembut padanya dan mengajaknya pergi. Memang semenjak masuk Teater ini, hanya Nayla yang tak pernah di ajak bicara olehnya, entah kenapa namun yang jelas tidak ada hal yang paling menyenangkan bagi Nayla selain di ajak bicara olehnya.
Mereka berjalan bersampingan dengan lambat, serasa tak ingin waktu berjalan dengan cepat.Tempat itu dengan seketika terasa sepi, tak ada kata, tak ada canda hanya suara desisan lembut pohon yang terhempas angin dan suara-suara hewan kecil yang menikmati indahnya alam.Kebahagiaan merekapun terucap dalam diam.
“Gimana kalau kita lomba lari?” Bayu memulai perkataannya.
“ Kalau aku menang, kamu harus lakuin apa kata aku dan kalau aku kalah, aku akan lakuin apa yang kamu mau.”
“ oke..” balas Nayla dengan senangnya
“ mulai..” Bayu dengan seketika berlari tanpa aba-aba.sementara Nayla hanya diam.
“ Loh ko curang sih!” Kesal Nayla sambil berlari mengejar Bayu.
Jelas saja yang pertama sampai ke Villa adalah Bayu sementara Nayla masih tertinggal beberapa langkah.
“ Kaka curang!” kesal Nayla
Bayu hanya tersenyum sambil nafas terengah-engah.
“ Kalian dari mana aja? kita sudah mau berangkat! Cepat siap-siap.” kata Ka Agus yang tiba-tiba datang.
Semua pemain dan kru sudah berada di dalam Bis, kali ini perjalanan ke tempat wisata Situ Patenggang.
“ Oke Guys kali ini kita perjalanan ke arah Bandung selatan, kita ambil setting di daerah Situ Patenggang, jadi nanti Gilang dan Suci ceritanya berlibur sebelum mereka benar-benar berpisah dan disana mereka menaiki perahu, dilanjut ke kebun strawberi, terus kebun teh. Nanti disana kita nginep di salah satu rumah warga.” arahan Ka Agus.
“ Sepertinya ini cerita so sweet. kayak film My Heart tuh yang pemainnya Irwansyah sama Aca Septriasa pacarnya yang dulu.” Bisik Daffa ke telinga Nayla.
Setting pertama di perkebunan teh.Terlihat Gilang dan Suci mulai berakting.Mereka bercanda tawa dan berlari-larian di sekitar perkebunan itu.
“ Apaan sih! ko pake kejar-kejaran?cerita klasik!” Gumam Nayla kesal
“ Tuh kan nay, ini tuh mirip di film My Heart, its so sweet. Luna sama Farel kejar-kejaran mereka bergembira dan bahagia.” kata Daffa dengan wajah alay.
“ So Sweet?! it’s no so sweet oke!” balas Nayla sambil pergi.
Adegan pertama sudah diambil kini mereka menuju perkebunan strawberi dengan berjalan kaki sambil menikmati pemandangan sekitar. Nayla dan Daffa berjalan paling depan. Terlihat Bayu yang dari tadi memperhatikan mereka dari belakang, lalu ia berlari mendekati mereka.
“ Maaf disinikan saya artisnya, jadi harusnya saya yang berjalan didepan dan kamu bawa barang-barang saya, oke!” Kata Bayu yang tiba-tiba datang dan menyuruh Daffa membawakan barang-barangnya.
Dengan wajah pasrah, Daffa membawa barang-barang itu sementara Nayla merasa heran dengan kelakuan Bayu. Bayu kini berada disamping Nayla, ia terus saja berbicara kesana-kemari sementara Nayla hanya terdiam.tidak menghiraukan ocehan Bayu.
Para kru dan pemainnya bersiap-siap untuk mengambil adegan.kebun Strawberi kini di tata dengan indah agar terkesan romantis. Pengambilan pertama sudah dimulai saat Gilang dan Suci memetik buah strawberi. Namun disisi lain terlihat Daffa mengajak Nayla untuk memilih-milih buah strawberi yang akan ia makan. konsentrasi Bayu pun terganggu, ia terus saja melihat ke arah Nayla dan Daffa. Pengambilan pertama pun gagal, Sutradara yang tahu tentang perasaan Bayu ke Nayla akhirnya meminta Nayla dan Daffa untuk main di film itu agar konsentrasi Bayu tidak terganggu lagi.
“ Cut!! Bayu tolong kamu harus konsentrasi dulu!” Kesal Ka Agus.
“ Nayla!Daffa!Cepat kesini!” Lanjutnya.
“ Oke sekarang kalian berdua main di adegan ini, ceritanya kalian sepasang kekasih dan Daffa, kamu mengajak Nayla ke kebun strawberi karena Nayla suka buah Strawberi. Pokoknya kalian harus terlihat romantis.oke!” Lanjutnya lagi.
Bayu terlihat kaget dengan perkataan Ka Agus, begitupun dengan Nayla ia merasa bingung karena ia alergi sekali makan buah strawberi. Namun Daffa malah terlihat sumringah.
“ Action!”
“ Gilang, lihat strawberi ini sudah matang, pasti enak” kata Suci.
“ Nay, lihat strawberi ini sudah memerah, sudah waktunya untuk di petik dan pastinya manis, kayak kamu.” Rayu Daffa.
Tanpa sengaja Bayu mendengar ucapan Daffa, ia melihat kemesraan mereka berdua, terlihat kekesalan di wajahnya namun ia hanya bisa terdiam dan tidak peduli dengan keadaan sekitarnya.
“ Cut!!” Ka Agus mulai kesal lagi melihat kesalahan yang dilakukan Bayu.
“ Bay tolong konsentrasi! loe tuh jangan mikirin apa-apa, loe harus konsentrasi ke kerjaan ini. oke kita mulai lagi. Semuanya siap! Action!”
“Gilang, lihat strawberi ini sudah matang, pasti enak” kata Suci.
“ Iya. aku pet……”
“ Nay ini aku petikin buah strawberi buat kamu.” kata Daffa sambil menyuapi Nayla.
Nayla menggelengkan kepalanya karena tak ingin memakannya.
“ Ayo Nay biar romantisnya dapet?” Kata Daffa berbisik.
Demi kerjaan ini, Nayla akhirnya memakan buah strawberi itu.
Sementara Bayu ia tak melanjutkan perkataannya dan lagi-lagi ia kesal dengan tingkah Daffa terhadap Nayla. Apalagi ketika Daffa menyuapi Nayla dengan sangat romantis. Daffa yang melihat Nayla seperti menyukai Strawberi, iapun memetik lagi dan memberikan pada Nayla.
“ Stop!!!” Teriak Bayu
Semua orang merasa kaget mendengar teriakan Bayu.Termasuk Nayla dan Daffa. Buah strawberi yang akan ia berikan ke Nayla terjatuh ketika mendengar teriakan itu.
“ Lebih baik gak usah ada peran pembantu segala, oke! Aku bisa konsentrasi ko!” Lanjut Bayu kesal.
“ Padahal sebentar lagi, aku bisa jadi artis terkenal dan punya banyak fans.” Kata Daffa dengan penuh kecewa.
Sementara Nayla pergi ke suatu tempat dan memuntahkan buah yang belum sempat ia telan. Nayla duduk di sebuah peristirahatan, ia melepaskan lelahnya dengan bernyanyi. Tak lama kemudian Bayu datang, sambil melihatkan keranjang yang berisikan strawberi pada Nayla, lalu duduk disampingnya.
 “ Kamu masih ingetkan perjanjian waktu itu, siapapun diantara kita yang menang harus menuruti perkataannya dan akulah yang menang. Dan sekarang aku akan suapin kamu dan kamu suapin aku dengan buah strawberi. Nih?”Kata Bayu sambil menyuapi buah strawberi.Namun Nayla menggelengkan kepala.Bayu terus saja memaksa dan lagi-lagi Nayla menggelengkan kepalanya.
“ Kenapa kamu gak mau? padahal waktu Daffa yang menyapimu, kamu terlihat senang?”
Mendengar perkataannya itu, Nayla tak ingin membuat ia kecewa, akhirnya ia pun memakannya dan Naylapun menyuapi Bayu. Terlihat senyum manis di bibir Bayu, Nayla yang sejak dulu menyukainya ikut tersenyum walau ia harus memakan buah itu. Bayu kembali menyuapi Nayla.
“ Lagi?” Ucap Nayla.
“ Iya, sampai strawberi ini habis.” kata Bayu dengan senyum manisnya itu sementara Nayla hanya bisa menghelaikan nafas panjang.
Lama sekali mereka menikmati buah strawberi itu, akhirnya mereka harus terhenti karena harus melanjutkan perjalanan ke Situ Patenggang.
Kali ini Gilang dan Suci menaiki perahu, mereka menikmati panorama sore.Cahaya langit sudah mulai terlihat kemerah-merahan menambah keromantisan nuansa sore hari.
“ Romantis apanya sih?! ini tuh sama sekali gak ada romanis-romantisnya!” Nayla terus saja bergumam sendiri menunjukan kecemburuannya.
Tiba-tiba Daffa datang menemani kesendirian Nayla.
“ Nay, kamu lihat kan? it’s so perfect.Hembusan angin, air danau yang tenang, daun-daun melambai, kicauan burung yang merdu, langit yang indah.Oh sangat romantis.”
Nayla yang mendengar perkataan Daffa semakin kesal, padahal sebenarnya ia kesal melihat Bayu yang begitu romantisnya dengan Merina lawan mainnya.
Hari semakin larut, mereka menginap di sebuah rumah warga yang ada di daerah itu untuk beristirahat.Semua kru dan pemain berkumpul di ruangan itu, mereka berbincang dan bercanda tawa melepas lelah, namun Bayu seperti terlihat resah karena tidak melihat keberadaan Nayla disana. Lalu ia mencari keluar dan menemukan Nayla terduduk di bangku depan. Nayla terus saja menggaruk-garuk badannya karena merasa gatal akibat dari buah strawberi yang ia makan.
“ Kamu kenapa Nay?” Ucap Bayu melihat keanehan Nayla.
“ Nggak apa-apa ko kak.”
Bayu memegang tangan Nayla dan ia melihat bintik-bintik merah berada di sekujur tubuhnya, dan badannya pun terasa panas, sepertinya ia demam. Ia membawa Nayla ke tempat tidur untuk istirahat.
“ Sepertinya ini terkena alergi.” kata salah satu kru.
“ Kamu alergi apa Nay?” Tanya Daffa.
“ Aku alergi strawberi.”
“ Ya ampun, aku minta maaf nay, tadi udah maksa kamu buat memakannya.” Daffa merasa bersalah.
“ Gak papa Daf, nanti juga sembuh sendiri ko.”
Sementara Bayu hanya terdiam, ia juga merasa bersalah karena menyuruh Nayla memakan banyak strawberi, ia hanya menggaruk-garukan kepalanya untuk menutupi rasa malunya.
Walau bulan masih tampak menemani langit, semua kru dan pemain Journey of Love ini harus terus melanjutkan perjalanannya.Tepat pukul 5 pagi mereka bergegas pergi ke daerah sekitar Braga untuk mempersiapkan setting baru dengan nuansa seperti jaman dulu.Memang jalan Braga ini terkenal dengan arsitekturnya yang seperti kembali ke jaman doeloe.Nayla yang keadaannya tidak sehat harus mengikuti perjalanan selanjutnya demi film ini.Ia tertidur dalam Bis disamping Daffa. Bayu yang melihat itu, langsung mendekati Daffa dan menyuruh Daffa untuk pindah dari sana sementara Nayla tertidul lelap. Lagi-lagi dengan pasrahnya Daffa pergi dan membiarkan Bayu untuk di samping Nayla. Bayu melepas jaketnya lalu menyelimutkannya pada Nayla, semua kru dan pemain yang lain hanya tertawa melihatnya. Dalam perjalanan itu, tak henti-hentinya tatapan Bayu tertuju pada Nayla yang tertidur lelap di sampingnya.
Matahari menyambut kehadiran mereka.Bayu dan Merina sudah bersiap-siap untuk mengambil perannya, sementara Nayla dibiarkan tertidur dalam Bis. Bunyi klakson mobil sekitar jalan itu membangunkan Nayla dari istirahatnya, ia melihat keadaan di dalam Bis yang sepi lalu melihat Bayu dan Merina bersepeda ala kisah cinta jaman dulu. Nayla terlihat cemburu lagi, namun ia tersenyum kembali ketika ia sadar dengan jaket yang ada padanya adalah milik Bayu. Setelah beberapa adegan itu diambil, semua pemain dan kru itu beristirahat.Ada yang berjalan-jalan menelusuri tiap sudut jalan Braga, ada yang mencoba ke resto-resto yang ada disana, ada juga yang berbelanja ke daerah alun-alun, tapi Bayu malah masuk ke dalam Bis.Melihat kedatangan Bayu, Nayla pura-pura tertidur. Dengan sejenak ia berdiri sambil melihat Nayla yang masih tidur lalu merapikan jaketnya yang menyelimuti Nayla agar tidak kedinginan. Lalu ia pun duduk disampingnya dan lagi-lagi melihatnya dengan senyum yang mengungkapkan perasaan dia yang sebenarnya. Ia menggerakan kepala Nayla untuk bersandar di bahunya dan mengelus-elus rambut panjangnya itu. Nayla yang waktu itu berpura-pura tertidur sedikit merasa gemetar namun ia merasakan kenyamanan bersandar dibahunya, tak lama Bayu memegang tangannya begitu erat, Nayla semakin kaget dengan sikapnya itu tapi terpancar kebahagiaan dalam senyum Nayla.
Untuk penutupan film ini, mereka mengambil tempat terakhir di sebuah restoran The Valley Dago Pakar, tempat romantis buat CandleLight Dinner. Suasana malam di restoran yang penuh dengan romantisme ini merupakan tempat pertemuan terakhir antara dua sepasang kekasih ini yaitu Gilang dan Suci.Namun saat ini pemain dan kru film sedang santai untuk menikmati istirahatnya dan juga melakukan persiapan pengambilan film karena waktu masih menunjukan pukul 4 sore.
Terlihat Nayla sedang menikmati sorenya dengan duduk di sebuah balkon sambil memetik gitar cantik yang selalu ia bawa. Bibir yang mungilnya itu mengeluarkan suara-suara nyaring dari lagu Mandy Moore yang ia sukai, jari lembutnya memetik setiap senar-senar gitar dengan berirama.
“I'll always remember. It was late afternoon. It lasted forever. And ended too soon. You were all by your self. Staring up at a dark gray sky. I was changed…..”
Bayu yang mendengar nyanyiannya itu, langsung pergi mendekatinya dan memberinya tepuk tangan. Mendengar tepuk tangan dan kehadiran Bayu yang secara tiba-tiba, Nayla menghentikan nyanyiannya.
“ Kenapa Berhenti? Lanjutkan saja, suaramu cukup bagus.”Kata Bayu yang langsung duduk disebelahnya. Nayla terlihat sumringah lalu melanjutkan bernyanyinya dengan lagu I Will Fly dari Ten 2 Five
“ You know all the things I’ve said. You know all the things that we have done. And things I gove to you. There’s a chance for me to say. How precious you are in my life. And you know that it’s true. To be with you is all that I need. Cause with you, my life seems brighter and these are all the things. I wanna say….”
Ia begitu menikmati setiap lirik dari lagu itu, begitu mendalami dan menghayatinya, dalam nyanyiannya itu ia selalu manatap wajah Bayu yang menemaninya dengan senyum hangat yang memperlihatkan gigi putihnya. Lalu Bayu pun mengikuti setiap lirik yang Nayla nyanyikan, rupanya Bayu begitu pasih dengan lagu tersebut.Semilir angin sore itu menemani mereka dalam setiap nada indah yang terucap dalam bait-bait lagu tersebut.
Pengambilan terakhir film ini dimulai, waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Semua property, kostum, lighting, kamera, kru dan pemainnya sudah siap. Namun terlihat Nayla tertidur di kursi pojok dekat dengan Daffa. Sepertinya Nayla kecapekan, setelah seharian penuh beraktivitas dengan tubuh yang kurang sehat. Melihat Nayla yang tertidur, Daffa mencoba untuk membangunkannya namun tiba-tiba Bayu datang.
“ Biarkan dia istirahat.” Kata Bayu melarang Daffa untuk membangunkannya.
Malam itu Nayla tidak melihat proses syuting. Ia tertidur begitu lelap. Dan tatapan Bayu tidak terlepas dari Nayla. Ia terus memperhatikan Nayla yang sedang tertidur.
Setelah beberapa kali terjadi kesalahan, akhirnya pengambilan film terakhirpun selesai.Semua kru dan pemain film itu tidak lantas membereskan tempat tersebut, malah mereka semakin membuat tempat itu menjadi lebih romantis.Kali ini bukan hanya akting atau untuk tujuan film tapi untuk sesuatu yang nyata tentang seseorang yang bernama Bayu dan Nayla.
Tepat pukul 11 malam, Nayla tiba-tiba dibangunkan oleh salah seorang kru.Ia kaget ketika ruangan itu sudah sepi.
“ Nay ayo bangun?kita pergi dari sini.” Katanya membawa dia ke suatu tempat.
Nayla kebingungan, bukannya tempat ini yang akan dipakai syuting tapi malah di ajak ke suatu tempat yang ia tak tahu dan juga yang membuatnya lebih heran lagi karena sekarang sudah pukul 11 malam padahal proses pengambilan seharusnya pukul 7 malam, entah dia melewatkan syutingnya atau malah waktunya dirubah karena menunggunya terbangun, itu yang membuat ia bertanya-tanya. Nayla dibawa kesebuah tempat dengan satu buah meja makan yang diatasnya terdapat lilin-lilin kecil dengan cahaya mengayun lembut, di sampingnya terdapat dua buah kursi yang sudah tertata indah.Bunga mawar merah mengelilingi setiap sudut tempat itu.Nayla disuruhnya duduk di salah satu kursi kosong itu dan menyuruhnya menunggu disana.Tak lama datang seorang laki-laki berpakaian putih dan membawa satu buah bunga mawar merah lalu duduk di kursi kosong didepan Nayla itu.Nayla semakin bingung dengan kehadiran Bayu dengan pakaian rapi dihadapannya. Bayu tersenyum, ia meletakan bunga mawar diatas meja lalu kedua tangannya memegang lembut tangan Nayla.
“ Nay? Sudah sekian lama aku menunggu hari ini, dimana hanya ada kita berdua, antara aku dan kamu.Sejak awal aku melihat kamu berbeda dari yang lainnya, entah apa yang membuat kamu berbeda dimataku. Setiap aku melihat kamu dengan laki-laki lain, aku merasa cemburu.Aku merasa nyaman jika kamu selalu ada didekatku.”Kata Bayu dengan wajah yang serius.
Nayla mengerutkan keningnya.Ia masih tak mengerti dengan semua yang terjadi.
“ Oke langsung aja, dari awal aku jatuh cinta sama kamu, aku selalu merindukanmu dan aku sayang sama kamu. Jadi apa kamu mau mengisi kekosongan hati aku untuk selamanya?”Lanjutnya.
“ Apa ini bagian dari film?” Jawab Nayla bingung.
“ Bukan Nay, ini nyata tentang perasaanku sama kamu.” Balasnya
Mendengar ucapan itu Nayla tiba-tiba terdiam.Ia masih tak percaya dengan apa yang ia dengar. Ia terus saja menatap Bayu sampai waktu serasa terhenti menunggu jawaban darinya. Begitu pun Bayu, ia terus saja meyakinkan Nayla tentang perasaannya dengan memegang erat kedua tangan Nayla itu. Waktu pun akhirnya menjawab segalanya, Nayla memberikan senyuman pada Bayu dan menganggukan kepalanya yang berarti ia menerimanya.
“ CUT!ini baru film yang romantis.Penjiwaannya itu sempurna!”Kata Ka Agus yang tiba-tiba datang.
Semua Kru dan Pemain yang lain bertepuk tangan, terlihat Bayu dan Nayla tersenyum malu, sementara Daffa yang tak mengetahui apapun masih terlihat kebingungan.
Kini kisah cinta antara Gilang dan Suci telah berakhir namun ini menjadi awal perjalanan cinta antara Bayu dan Nayla.

THE END












Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Posting Komentar

  © NOME DO SEU BLOG

Design by Emporium Digital